Header Ads

Presentasi, Dosen, Alat Ucap, dan Lingkungan


      Pengalaman menarik dan aku menemukan sesuatu kemarin ketika aku membuka presentasi dengan kalimat berikut, "Ok, we are going to talk about language and brain development. But, to make it clear, I present and use 'bahasa'". Disambarlah aku oleh dosenku dengan kalimat, "Say completely! Don't say 'bahasa', but Bahasa Indonesia, or Indonesian". Okelah, aku turuti apa yang dosenku perintah. Lalu aku lanjutkan presentasiku sesuai rencana. Sampai presentasiku selesai, dosenku pun menjelaskan kenapa beliau memotong presentasiku. Menurutnya, jika ingin mengucapkan kata/frase 'Bahasa Indonesia' dalam bahasa Inggris, maka ucapkanlah dengan lengkap 'Bahasa Indonesia' atau 'Indonesian', jangan hanya dengan kata 'bahasa'. Beliau bilang itu merupakan suatu penghinaan terhadap Indonesia. Itu hanya akal-akalan orang asing yang ingin mengkonstruk pikiran kita supaya terbiasa mengucapkan 'bahasa' dalam bahasa Inggris. Sebenarnya itu sebuah bentuk cemoohan yang sopan atau halus. Seperti halnya dulu kita sering mendengar kata 'Inlander' pada masa kolonial di Indonesia. Aku pun mulai sadar ternyata aku sering menggunakan kalimat itu, dan bukan cuma aku, teman-temanku, bahkan beberapa dosenku yang lain pun terbiasa mengucapkan kata 'bahasa' (untuk Bahasa Indonesia) dalam bahasa Inggris. Padahal, ketika aku baru masuk kelas Sastra Inggris, aku masih menggunakan atau mengucapkan kata 'Indonesian' (maksudnya Bahasa Indonesia) dalam bahasa Inggris. Aku pun latah ketika seringkali mendengar dosen atau teman-temanku yang mengucapkan kata 'bahasa' sehingga terkonstruk di pikiranku yang menyalurkannya ke alat ucapku.
         Tapi, menurutku jika kita mengingat tanggal 28 Oktober 1928 seharusnya kita merasa tersinggung oleh pengucapan itu. 28 Oktober 1928 merupakan hari bersejarah di Indonesia yang menciptakan sumpah dari bangsa Indonesia, sumpah dari para pemuda-pemudi Indonesia, yakni Sumpah Pemuda. Dan kita tahu salah satu isinya ialah "Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia". Bukan "Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, BAHASA". Nah, itu sebabnya mungkin dosenku tidak terima dengan kalimat pembukaan dalam presentasiku itu.

Tidak ada komentar

Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejaknya dengan komentar.
Komentar berbau SARA akan diedit atau bahkan dihapus.
Indonesia damai itu indah. Salam bloger. :D

Diberdayakan oleh Blogger.