Soal Efisiensi Energi, GE Tawarkan Gardu Induk Digital
Country Director GE Grid Solutions (GE Indonesia) Joko Prakoso menjelaskan gardu induk digital kepada wartawan di Jakarta. (Foto: Priskop) |
Jakarta – GE Indonesia mengungkapkan bahwa untuk dapat menghasilkan daya secara terjangkau dan berkelanjutan, tentunya juga harus dilanjutkan dengan transmisi dan distribusi yang efisien pula. Gardu induk digital disinyalir dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan akhir ketika listrik dialirkan dari pembangkit ke lokasi konsumen.
Country Director GE Grid Solutions (GE Indonesia) Joko Prakoso menyatakan gardu digital memungkinkan operator memiliki informasi real-time tentang bagaimana energi listrik mengalir di dalam jaringan, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan ketersediaan listrik yang lebih besar. “Ini disebut digitizing substation atau gardu induk digital. Sifatnya real-time,” ujar Joko Prakoso di sebuah restoran di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Di samping itu, perawatan gardu digital juga menjadi preventif dan lebih fokus di mana hal ini sangat penting untuk Jakarta dan kota-kota besar Indonesia lainnya yang masih sering mengalami kekurangan daya listrik. “Gardu digital juga menawarkan sejumlah keunggulan lain termasuk lebih sedikit kabel tembaga hingga 200km, menghemat hingga 80% untuk biaya kabel & waktu, jejak karbon hingga 30% lebih kecil dan siklus operasional pembangkit yang 15% lebih lama,” jelas Joko.
Belum lama ini, Joko menambahkan, GE terpilih untuk menyediakan Gardu Listrik Digital di GI 150kV Sepatan II Grid dan GI 150kV Teluk Naga II Grid di Jakarta. Keduanya adalah proyek percontohan PLN sekaligus merupakan penerapan gardu listrik digital pertama di Indonesia.
Selama 12 bulan terakhir ini juga, GE telah menandatangani kesepakatan sejumlah inisiatif energi di Indonesia. Di antaranya dengan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), PT Indonesia Power, PT Jawa Satu Power, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
“Untuk PJB, GE akan segera menerapkan solusi Manajemen Kinerja Aset (APM) dan Pengoptimasi Operasi (OO) pada dua fasilitas pembangkit listrik PJB yang mencakup tenaga uap, gas dan distribusi,” ungkapnya.
Joko juga menceritakan bahwa GE juga bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pelaksanaan program elektrifikasi pedesaan. “GE akan memberikan dukungan dalam teknologi pembangkit listrik di seluruh portofolio solusi daya terdistribusi yang mencakup pembangkit listrik tenaga hybrid gas atau diesel dengan fotovoltaik, pembangkit listrik terbarukan serta solusi daya digital dan solusi microgrid,” tambah Joko.
Sementara untuk pembangkit listrik Tambak Lorok di Semarang, Indonesia Power akan menjadi pembangkit pertama yang menggunakan teknologi turbin GE 9HA.02 untuk memproduksi 780 MW. Pembangkit ini diklaim dapat menyediakan daya listrik yang setara dengan kebutuhan listrik lebih dari 5 juta rumah di Indonesia, sementara pada saat bersamaan mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar per MW dibandingkan dengan turbin lainnya di pasar.
Selain itu, letak efisiensi bahan bakar 9HA juga diklaim sangat penting dalam menghadapi peningkatan biaya operasional untuk pembangkit listrik. Turbin GE 9HA akan memberdayakan pembangkit listrik combined cycle Jawa 1 berdaya 1.760 MW, yang akan menjadi pembangkit listrik tenaga gas terbesar di Indonesia dengan kemampuan untuk memasok hingga 11 juta rumah di Indonesia.
“Kedua proyek ini juga meliputi kesepakatan jangka panjang layanan untuk solusi digital, instalasi, suku cadang, layanan perbaikan selama 15 hingga 25 tahun,” pungkas Joko.(her)
Cek selengkapnya: https://www.priskop.com/soal-efisiensi-energi-ge-tawarkan-gardu-induk-digital/
Post a Comment