Ceritaku, HoneybeaT, PRJ, dan Tugas UAS
19 Juni 2011 tepatnya pukul 17.45 di saat aku menghabiskan waktu di base camp, aku mendapat pesan singkat (baca: sms)
dari temanku (MJ) yang berisi tidak lebih dari seribu huruf, hanya satu kalimat,
“Gw di sekret, Her”.
Ada apa tiba-tiba dia kirim sms begitu? Aku bengong sebentar karena baru bangun tidur. Setelah diingat-ingat, ternyata hari itu adalah hari penampilan salah satu band indie favoritku, grup musik asal Indonesia yang (mungkin) beraliran jazz dengan lagu yang kebanyakan berlirik bahasa Jepang, HoneybeaT, akan tampil di acara JFans-United Pekan Raya Jakarta (PRJ). Smsnya tidak langsung aku balas karena terpotong sholat Maghrib. Setelah sholat maghrib, kira-kira pukul 19.00 aku membalas smsnya, “Kpn qt brgkt?” (tulisannya disingkat, mengikuti gaya sms). Karena lama menunggu balasannya, akhirnya aku telepon.
“Kapan kita berangkat?”, tanyaku.
“Sekarang juga boleh,”, temanku menjawab.
“Gua tunggu di base camp ya. Gua bawa helm ga nih?” tanyaku lagi.
“Ga usah, gua udah ada dua”, jawab temanku.
Pada saat yang bersamaan, temanku menelepon tapi tidak sempat aku angkat karena aku sedang di kamar mandi. Satu panggilan masuk untuk yang kedua kalinya terlihat di ponselku, tidak aku angkat tapi aku langsung bergegas ke luar base camp untuk menemui temanku. Tentunya sudah dengan perlengkapan secukupnya, dan peristiwanya bermula dari sini.
“Lu tau Her jalannya?”, tanya temanku.
“Katanya sih lewat Blok-M, yang penting lewatin itu dulu deh, gampang ke sononya mah banyak petunjuk”, jawabku yakin.
Sejujurnya aku dan temanku belum tahu jalan menuju PRJ. Modal nekad juga ya? Kemudian kami berangkat dari Ciputat pukul 19.45. Pasar Jum’at, Lebak Bulus, Pondok Indah, Radio Dalem sudah terlewati. Blok-M belok kanan, dari sini mulai timbul kebingungan di antara kami. Tapi dengan nada percaya diri, aku suruh temanku untuk lurus terus. Daerah apa ini? Ternyata kami tersesat, tapi ya sudahlah lanjut terus, dan di depan ada lampu merah dan motor kami berhenti. Setelah lampu menyinarkan warna hijau, kami pun melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba di depan kami terlihat sosok gagah penuh wibawa dengan pentungannya menyuruh kami berhenti.
“Malam, pak”, sosok gagah (alias pak polantas) itu menyapa.
“Selamat malam”, temanku membalas.
“Tolong ke pinggir dulu, pak”, kata pak polantas.
Kami pun menepikan motor dan langsung masuk ke pos polisi. Ternyata kami kena tilang. Setelah kami bercakap-cakap, kami baru sadar kalau ternyata kami berhenti di jalur mobil (jalur cepat) di lampu merah tadi dan itu adalah suatu pelanggaran lalu lintas. Ingin tahu apa lagi kesalahan kami? Tidak membawa SIM (tidak bawa, atau tidak punya?), STNK kadaluarsa, spion cuma satu. Haha. Singkat cerita, sebelum kami melanjutkan perjalanan, kami menanyakan arah PRJ kepada polantas itu. Lalu kami melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk dari polantas tersebut.
“Gw di sekret, Her”.
Ada apa tiba-tiba dia kirim sms begitu? Aku bengong sebentar karena baru bangun tidur. Setelah diingat-ingat, ternyata hari itu adalah hari penampilan salah satu band indie favoritku, grup musik asal Indonesia yang (mungkin) beraliran jazz dengan lagu yang kebanyakan berlirik bahasa Jepang, HoneybeaT, akan tampil di acara JFans-United Pekan Raya Jakarta (PRJ). Smsnya tidak langsung aku balas karena terpotong sholat Maghrib. Setelah sholat maghrib, kira-kira pukul 19.00 aku membalas smsnya, “Kpn qt brgkt?” (tulisannya disingkat, mengikuti gaya sms). Karena lama menunggu balasannya, akhirnya aku telepon.
“Kapan kita berangkat?”, tanyaku.
“Sekarang juga boleh,”, temanku menjawab.
“Gua tunggu di base camp ya. Gua bawa helm ga nih?” tanyaku lagi.
“Ga usah, gua udah ada dua”, jawab temanku.
Pada saat yang bersamaan, temanku menelepon tapi tidak sempat aku angkat karena aku sedang di kamar mandi. Satu panggilan masuk untuk yang kedua kalinya terlihat di ponselku, tidak aku angkat tapi aku langsung bergegas ke luar base camp untuk menemui temanku. Tentunya sudah dengan perlengkapan secukupnya, dan peristiwanya bermula dari sini.
“Lu tau Her jalannya?”, tanya temanku.
“Katanya sih lewat Blok-M, yang penting lewatin itu dulu deh, gampang ke sononya mah banyak petunjuk”, jawabku yakin.
Sejujurnya aku dan temanku belum tahu jalan menuju PRJ. Modal nekad juga ya? Kemudian kami berangkat dari Ciputat pukul 19.45. Pasar Jum’at, Lebak Bulus, Pondok Indah, Radio Dalem sudah terlewati. Blok-M belok kanan, dari sini mulai timbul kebingungan di antara kami. Tapi dengan nada percaya diri, aku suruh temanku untuk lurus terus. Daerah apa ini? Ternyata kami tersesat, tapi ya sudahlah lanjut terus, dan di depan ada lampu merah dan motor kami berhenti. Setelah lampu menyinarkan warna hijau, kami pun melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba di depan kami terlihat sosok gagah penuh wibawa dengan pentungannya menyuruh kami berhenti.
“Malam, pak”, sosok gagah (alias pak polantas) itu menyapa.
“Selamat malam”, temanku membalas.
“Tolong ke pinggir dulu, pak”, kata pak polantas.
Kami pun menepikan motor dan langsung masuk ke pos polisi. Ternyata kami kena tilang. Setelah kami bercakap-cakap, kami baru sadar kalau ternyata kami berhenti di jalur mobil (jalur cepat) di lampu merah tadi dan itu adalah suatu pelanggaran lalu lintas. Ingin tahu apa lagi kesalahan kami? Tidak membawa SIM (tidak bawa, atau tidak punya?), STNK kadaluarsa, spion cuma satu. Haha. Singkat cerita, sebelum kami melanjutkan perjalanan, kami menanyakan arah PRJ kepada polantas itu. Lalu kami melanjutkan perjalanan sesuai petunjuk dari polantas tersebut.
Honeybeat pada acara selebrasi FLAT Anniversary |
“Pak, Jfans-United di mana ya?”
“Tempat apaan tuh? Adik nyari tempat apa? Hall apa namanya?” (sambil membuka peta-nya). Hehe, terima kasih pak atas pertanyaannya, ditanya malah balik tanya.
Post a Comment