Angka 13
Banyak yang percaya kalau angka 13 merupakan angka yang bisa membawa kesialan atau suatu yang buruk/negatif. Bagi yang memercayainya, jika mendapatkan angka 13 biasanya akan menghindar atau menolaknya. Tidak seperti aku, angka ini selalu menemani perjalanan hidupku.
Pertama, nomor 1013 diberikan kepadaku oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Bahasa-Foreign Languages Association (UKM Bahasa-FLAT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai nomor anggota. Susunan angka tersebut merupakan rekam jejakku dalam berorganisasi di UKM ini. 1013 memiliki makna, yaitu dua angka pertama menandakan bahwa aku masuk dan bergabung dengan organisasi ini pada 2010. Sedangkan 13 adalah nomor urut yang ada di daftar hadir atau absensi.
Pada Juli 2013, organisasiku mengadakan musyawarah anggota (Musang), semacam kongres. Acara ini adalah musyawarah tertinggi di organisasiku, dan aku kira acara seperti ini juga biasa dilakukan oleh setiap organisasi lain. Tujuannya untuk merevisi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, garis-garis besar haluan organisasi, struktur pengurus, dan memilih ketua umum. Singkat cerita, musyawarah ini telah menyepakati bahwa aku terpilih sebagai ketua umum baru. Sungguh seperti diterjang badai ketika teman-temanku, adik-adikku, dan kakak-kakakku di organisasi ini menyerahkan tongkat kepemimpinan kepadaku. Hanya ada kebingungan dalam pikiranku, entah langkah apa yang akan aku ambil nantinya. Yang jelas, secara tidak disadari aku merupakan ketua umum yang ke-13 setelah Kak Haripudin Daeng, Kak Yuddy Effendy, Kak Miftahul Huda, Kak Teguh Khaerudin, Kak Mukhtar Effendi, Kak Fakhruddin Muchtar, Kak Iin Handayani, Kak Caesar Fathoni Raharjo, Kak Zaenal Muttaqien, Kak Amirul Mu'minin Wahid, Kak Toni Nur Ardiansyah, dan Aisyah Chairina.
Beberapa bulan kemudian tepatnya November 2013, organisasiku merayakan hari jadi ke-13 dengan mengadakan acara yang bernama BLANCON (Biennial FLAT National Competition). Tujuannya untuk mensyukuri setiap anugerah-Nya dengan mengundang kawan-kawan dari perguruan tinggi lain yang ada di Jakarta, Banten, Yogyakarta, Bogor, dan Cirebon untuk berlomba di kampusku, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada Desember 2013, konsep acara pelatihan dan pendidikan calon anggota, Foreign Language Orientation (FLO), disiapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk merekrut calon anggota yang nantinya menjadi anggota guna regenerasi organisasi. Dan tanpa disengaja atau di-setting, nama angkatan yang disepakati untuk FLO ini adalah Treize, yang berarti 13. Alasan forum rapat ketika itu adalah bertepatan dengan tahun 2013 dan sebagai penutup tahun tersebut.
Selain itu, 13 Februari lalu adalah hari pertama aku menghabiskan waktu di salah satu perusahaan yang bergerak di dunia informasi. Di lain pihak, pada tanggal yang sama di malam harinya terjadi peristiwa yang memilukan. Berita online mengabarkan bahwa Gunung Kelud yang berada di Kediri, Blitar, dan Malang mengalami erupsi. Konteksnya adalah kebetulan.
Dari beberapa peristiwa di atas, menurutku angka 13 tidak seburuk yang biasa orang kira. 13 sama saja seperti angka-angka yang lain. Angka ini tidak bisa melakukan sesuatu. Hanya saja, sugesti orang yang biasanya memengaruhi, bahwa angka 13 adalah angka yang membawa apes atau meninggalkan hal-hal buruk. Tapi aku ingat ucapan seorang mentalis, bahwa kekuatan pikiran bisa membawa dampak terhadap apa yang dipikirkan. Jadi, berpikirlah secara positif, menurutku.
Post a Comment