Konvensi Geothermal Tahunan (IIGCE 2018) Resmi Dibuka
Gelaran tahunan IIGCE 2018 resmi dibuka hari ini, Kamis (6/9/2018) di Jakarta Convention Center. (Foto: Priskop) |
Jakarta – Hari ini Kamis (6/9/2018), Indonesia Internasional Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2018 resmi dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang mewakili Wakil Presiden RI di Jakarta Convention Center (JCC). Acara yang berlangsung pada 6-8 September 2018 ini merupakan agenda tahunan dari Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) sekaligus menjadi forum pertemuan ilmiah tahunan (PIT) ke-18. Berbagai rangkaian kegiatan yang diadakan pada acara ini antara lain seperti pre-conference workshop, convention, exhibition, technical paper presentation, field trip, dan photo competition.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana menyampaikan bahwa sesuai komitmen Indonesia untuk mencapai kemandirian energi dan penurunan emisi, maka pengembangan energi panas bumi harus didorong dan dipercepat. Melalui IIGCE 2018, Pemerintah mengharapkan adanya terobosan untuk mempercepat pengembangan panas bumi.
“Pemerintah terus berusaha untuk memberikan kondisi yang lebih kondusif bagi para pengembang panas bumi dengan memperbarui regulasi panas bumi, penyederhanaan sejumlah perizinan, dan sentralisasi birokrasi,” ujar Rida Mulyana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Sementara Ketua API Prijandu Effendi memaparkan, dengan mengusung tema “Empowering Geothermal for Indonesia’s Energy Sustainability”, acara IIGCE 2018 terus menyuarakan dan mendorong pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi utama untuk mendorong kemandirian energi dan keberlanjutan pembangunan nasional. “API telah dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi di Indonesia demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Prijandu.
Sebagai informasi, API adalah organisasi profesi tempat bergabungnya para pakar, peneliti, pemerhati, dan perusahaan yang concern terhadap perkembangan dan kemajuan panas bumi di Indonesia. “API merupakan mitra kerja Pemerintah dalam memberikan masukan-masukan, kajian ilmiah dalam beberapa hal dengan visi untuk dapat mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Oleh karena itu, hasil dari IIGCE 2018 akan menjadi suatu bentuk laporan yang akan disampaikan kepada Pemerintah sebagai masukan,” lanjut Prijandu.
M. Ikbal Nur selaku Ketua IIGCE tahun ini menyampaikan bahwa IIGCE 2018 terdapat peningkatan dari jumlah peserta convention termasuk perusahaan penunjang bisnis panas bumi, technical paper, dan workshop. Diperkirakan lebih dari 500 orang delegasi dari 5000 pengunjung akan berpartisipasi baik dari dalam maupun luar negeri. “Melanjutkan sukses tahun lalu, IIGCE 2018 diharapkan akan menjadi tradisi berkelanjutan bagi komunitas panas bumi sebagai ajang untuk berdiskusi masalah-masalah panas bumi serta berbagi pengalaman dan keahlian bagi kepentingan bersama antara industri, akademisi, dan Pemerintah,” ungkap M. Ikbal dalam keterangan tertulisnya.
Selain pameran, diskusi mengenai inovasi teknologi panas bumi baik dari sisi surface maupun subsurface, upstream dan downstream juga akan diulas pada agenda ini. Termasuk diskusi dari berbagai pihak dan sektor yang terlibat mulai dari pengembang, Kementerian LHK, Kementerian Keuangan, Praktisi internasional dan masih banyak lagi telah dijadwalkan.
Perlu diketahui juga, Indonesia merupakan salah satu negara utama dalam industri panas bumi dunia dengan potensi energi panas bumi sebesar 11.073 Megawatt Electrical (MWe) pada kelas sumber daya, 17.435 MWe pada kelas cadangan, dan tersebar pada 342 lokasi. Kapasitas Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) terpasang sekarang sebesar 1948.5 MW atau 11.6% dari total cadangan. Pada akhir tahun ini kapasitas terpasang 2 GW ( 2000 MW) dari 15 wilayah kerja panas bumi. (her)
Cek selengkapnya: https://www.priskop.com/konvensi-geothermal-tahunan-iigce-2018-resmi-dibuka/
Post a Comment