Wacana Provinsi Sunda, Anggota DPR RI Selly: Khawatir Bangunkan Macan Tidur
Cirebon - Penolakan wacana pengubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Sunda juga dilontarkan Anggota DPR RI Selly Andriany Gantina. Anggota dewan dari Dapil VIII Jabar ini menilai nama Tatar Sunda bisa memicu perdebatan.
Menurut Selly, sebagian wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) bersuku Jawa. "Di Cirebon, Indramayu dan sekitarnya itu bukan bersuku sunda. Rasanya sangat tidak tepa kalau diganti Provinsi Sunda. Yang kedua ini juga menyalahi aturan, yang lan kan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan lainnya. Masa kita jadi Provinsi Sunda," kata Selly kepada awak media di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (17/10/2020).
Wacana perubahan nama menjadi Provinsi Tatar Sunda itu, dikatakan Selly, khawatir memunculkan wacana lain di Ciayumajakuning, yaitu membuat provinsi sendiri. Sekadar diketahui, sebelumnya sempat muncul wacana Provinsi Cirebon beberapa tahun lalu. Terlebih lagi, lanjut dia, terjadi ketimpangan pembangunan di Jabar bagian timur, seperti di Ciayumajakuning.
"Dengan adanya wacana Provinsi Sunda khawatir membangunkan macan tidur. Walaupun iya memang, terjadi ada ketimpangan pembangunan di Ciayumajakuning. Nanti, akan ada kenapa tidak membuat provinsi sendiri. Kalau memang ego itu dimunculkan," kata Selly.
"Perubahan nama Provinsi Tatar Sunda itu kurang layak. Kita mempunyai beberapa suku. Kemudian, ada priangan dan pantura. Jangan sampai memunculkan keinginan daerah lain untuk membuat provinsi sendiri," kata Selly menambahkan.
Politikus PDI Perjuangan ini mengaku siap pasang badan memprotes wacana tersebut. Selly berharap keberagamaan di Jabar tetap dipertahankan.
Kendati demikian, Selly tetap menghargai Kongres Kesundaan yang membahas tentang pelestarian tradisi dan budaya. Selly juga sepakat dalam sejarahnya tatar Sunda ada di Jawa Barat.
"Kita hargai, setuju kalau ada tatar Sunda di Jabar. Kita sepakat untuk melestarikan adat budaya sunda. Tapi, bahwa Jabar ini bukan hanya Sunda. Ada sebagian yang di Ciayumajakuning ini Jawa. Ciamis juga Kerajaan Galuh. Ini harus dihargai," kata Selly.
Sebelumnya, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis menolak adanya wacana tersebut. Sebab masyarakat Jawa Barat beragam suku. Ujung timur Jawa Barat, atau pantura Jawa Barat, seperti Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Indramayu dihuni suku Jawa, Cirebon dan lainnya.
"Saya perlu sampaikan, kita ini Indonesia. Jadi jangan mengeluarkan istilah yang bakal memicu pemisahan. Jawa Barat tetap Jawa Barat. Kalau kemudian diganti Sunda, nanti ada sebuah pemikiran yang berbeda dari (masyarakat) pantura, yang merasa tidak dianggap," kata Azis kepada awak media di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (14/10/2020).
(ern/ern)
Post a Comment